Berita

Prof. Zainal Abidin: Idul Adha Mengajarkan Persatuan dan Keharmonisan dalam Keragaman

120
×

Prof. Zainal Abidin: Idul Adha Mengajarkan Persatuan dan Keharmonisan dalam Keragaman

Sebarkan artikel ini
Ketua FKUB Sulteng, Prof. Zainal Abidin saat membacakan khutbah Idul Adha di halaman Polda Sulteng. Aset: Istimewa

potretcelebes.com, Palu – Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah (Sulteng), Prof. K.H. Zainal Abidin, menyampaikan pesan penting dalam khutbah Idul Adha 1445 Hijriah di Halaman Polda Sulteng hari ini, Senin (17/6/24).

Dalam khutbahnya, Prof. Zainal Abidin mengungkapkan bahwa Idul Adha, atau Hari Raya Kurban, bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi merupakan manifestasi dari ketulusan berkorban dan kerendahhatian. Ini tercermin dari kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail, yang memaknai nilai-nilai spiritual dan sosial dari manasik haji.

Prof. Zainal Abidin menekankan bahwa baik Idul Fitri maupun Idul Adha mengajarkan nilai-nilai kepedulian, ketakwaan, dan kesalehan sosial. Kedua hari raya tersebut menyerukan pentingnya memaafkan, menjaga silaturahim, serta semangat berbagi, yang tercermin dalam zakat fitrah dan daging kurban.

Baca Juga: Ribuan Masyarakat Ikuti Sholat Idul Adha di Polda Sulteng

Ia juga menjelaskan bahwa haji bukan hanya kewajiban ibadah individual, melainkan juga ibadah sosial yang menyatukan umat Islam dari berbagai latar belakang etnis, sosial, dan budaya. Ini sejalan dengan panggilan iman untuk mewujudkan kemanusiaan universal, sebagaimana yang ditegaskan dalam khutbah wada Nabi Muhammad saw di Arafah.

Meningkatkan Kesadaran akan Kebhinekaan dan Persatuan

Prof. Zainal Abidin juga menyoroti pentingnya kesadaran akan kebhinekaan dalam umat Islam, yang tercermin dalam ibadah haji. Ia menekankan bahwa keberagaman dalam umat Islam, baik dari segi mazhab, etnis, maupun budaya, adalah sebuah realitas yang tidak bisa dihindari. Namun, kesatuan dalam keragaman ini diperkuat melalui lafaz “labbaika Allahumma labbaik” yang diucapkan saat pelaksanaan haji.

Menurutnya, kesadaran akan kebhinekaan ini seharusnya mendorong umat Islam untuk juga menerapkan nilai-nilai persatuan dan persamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini sejalan dengan semangat Piagam Madinah yang dibentuk Nabi Muhammad saw, yang mengakomodir keragaman suku, agama, dan budaya untuk menciptakan masyarakat yang harmonis.

Harapan untuk Pilkada 2024 dan Masa Depan Bangsa

Menjelang Pilkada 2024 di Sulawesi Tengah, Prof. Zainal Abidin mengajak untuk menjunjung tinggi semangat pengorbanan dalam mewujudkan kemaslahatan bersama. Ia menegaskan bahwa perbedaan pilihan politik tidak boleh menggoyahkan persatuan dan persaudaraan di antara masyarakat.

Di akhir khutbahnya, Prof. Zainal Abidin berharap agar nilai-nilai pengorbanan dan keharmonisan dalam kebhinekaan yang diajarkan oleh Idul Adha dapat terus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, umat Islam di Indonesia dapat menjalankan peran mereka sebagai pembawa rahmat bagi semesta, rahmatan lil ‘aalamin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *