PolHuKam

Debat Pilkada Sigi: Rizal-SYP Optimis Tangani Stunting Lewat Kolaborasi Antar-Instansi

113
×

Debat Pilkada Sigi: Rizal-SYP Optimis Tangani Stunting Lewat Kolaborasi Antar-Instansi

Sebarkan artikel ini
Foto: Dok Istimewa

POTRETCELEBES, Sigi – Debat calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Sigi pada Pilkada 2024 menjadi sorotan publik, terutama setelah pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Mohammad Rizal Intjenae dan Samuel Yansen Pongi, mengangkat isu penurunan angka stunting dan pencegahan pernikahan dini sebagai bagian dari program prioritas mereka.

Debat dipandu oleh Arya Tandju dan Lunggi Giarinsyah selaku pembawa acara dengan menghadirkan Ketua Tim Panelis, Prof. Dr. Slamet Riadi, Sekretaris Tim Panelis, Doktor Yohan dan Anggota Tim Panelis terdiri dari Doktor Ritha Safithrin Lapasere, Ridwan Laki, Doktor M. Nur Alamsyah, Doktor Rafiuddin serta Doktor Nurhayati Mardin.

Adapun materi debat pertama yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sigi di Sriti Convention Hall Palu, Sabtu (2/11/2024) malam, terkait peningkatan kesejahteraan masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, pemukiman dan sosial budaya. Isu stunting menjadi topik utama, mengingat dampaknya terhadap kualitas hidup masyarakat.

Dalam pemaparannya, Cawabup Samuel Yansen Pongi (SYP) menjelaskan bahwa angka stunting di Kabupaten Sigi pada tahun 2023 masih cukup tinggi, yaitu 36,8%. Namun, berkat program penanganan gizi yang intensif, angka tersebut berhasil ditekan menjadi 10,4% pada tahun ini. Paslon Rizal-Samuel Pongi juga memberikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi atas upaya kolaboratif yang dilakukan dengan berbagai instansi untuk menurunkan angka stunting secara berkelanjutan.

Samuel, yang pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Sigi, mengklarifikasi bahwa Sigi saat ini bukan lagi daerah dengan angka stunting tertinggi di Sulawesi Tengah. Kabupaten Sigi telah naik peringkat secara nasional dalam penanganan stunting, dan upaya ini bahkan mendapat apresiasi dari Wakil Presiden Republik Indonesia.

Terkait pencegahan pernikahan anak, Samuel Pongi menyebutkan, bahwa pihaknya telah menginstruksikan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Pemberdayaan Perempuan, serta Dinas Kesehatan untuk gencar menyosialisasikan batas usia pernikahan minimal 19 tahun. Edukasi ini bertujuan untuk menekan angka pernikahan dini, yang menjadi salah satu faktor penyebab stunting.

Selain itu, Samuel juga menyoroti “Program Sejuta Telur” yang diterapkan di Kabupaten Sigi, yang bertujuan untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan protein yang cukup sebagai langkah preventif mengurangi stunting di masa depan.

Debat ini memperlihatkan komitmen pasangan calon nomor urut 1 tersebut dalam menangani masalah stunting dan pernikahan dini yang masih menjadi tantangan utama di Kabupaten Sigi. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *