Berita

Kecelakaan Kerja Berulang di Morowali: Walhi Minta Audit Independen

115
×

Kecelakaan Kerja Berulang di Morowali: Walhi Minta Audit Independen

Sebarkan artikel ini
Kecelakaan Kerja di PT. ITSS Morowali. Aset: tangkapan layar video amatir

potretcelebes.com, Morowali – Kembali terjadi ledakan di PT Indonesia Tsinghan Stainless Steel (ITSS), Kabupaten Morowali, pada Kamis malam 13 Juni 2024, pukul 22:00 WITA. Ledakan tersebut menyebabkan dua orang pekerja, Jekmaryono dan Yudarlah, mengalami luka bakar serius.

Saat ini, kedua korban sedang menjalani perawatan intensif di RS Bungku, Kabupaten Morowali.

Dugaan sementara ledakan berasal dari penggunaan Las Oxy Asetilin, sebuah alat las yang menggunakan Gas Asetilin (C2H2) dan oksigen (O2), yang sangat kuat untuk membelah besi logam dan baja.

Kampainer Walhi Sulteng, Wandi mengungkapkan keprihatinan atas seringnya terjadinya kecelakaan kerja di kawasan Industri Morowali Industrial Park (IMIP), yang sering kali menelan korban jiwa. Dia juga mengingatkan bahwa kejadian ini terjadi cukup dekat dengan insiden ledakan tungku ferrosilicon PT ITSS pada tanggal 23 Desember 2023 lalau, yang menelan banyak korban jiwa.

Menyikapi kecelakaan berulang di PT ITSS, muncul kritik terhadap lemahnya pengawasan dan pembiaran oleh pemerintah. “Kecelakaan berulang di PT ITSS, membuktikan lemahnya pengawasan dan pembiaran oleh pemerintah, seperti tidak ada tanda-tanda perbaikan sama sekali yang di lakukan oleh perusahaan berbendera Tiongkok ini,” ucap Wandi dalam keterangan tertulis pada Jumat (14/6/23).

Wandi, menyoroti kurangnya tindakan pemerintah dalam memperbaiki sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT ITSS dan IMIP secara keseluruhan.

Menurutnya, beredar video amatir yang menunjukkan evakuasi korban dengan menggunakan mobil drum truk berwarna hijau juga menjadi bukti amburadulnya manajemen SMK3 di kawasan IMIP.

Walhi Sulteng juga menyoroti bahwa investigasi pemerintah terhadap ledakan tungku PT ITSS pada Desember 2023 hanya menetapkan dua orang tenaga kerja asing sebagai dalang, tanpa memberikan sanksi kepada perusahaan atas kelalaiannya dalam menjalankan manajemen K3.

Dalam konteks ini, pekerja di IMIP terus menjadi korban dari ambisi produksi nikel yang terus digenjot, sementara perlindungan bagi mereka terabaikan. Produksi nikel di Sulawesi Tengah, meskipun dipromosikan oleh pemerintah, dinilai merusak lingkungan dan memiskinkan masyarakat sekitar.

“Produksi nikel di Sulawesi Tengah yang selalu di banggakan oleh pemerintah itu, bersumber dari tata kelola yang “sangat kotor” merusak lingkungan, memiskinkan masyarakat yang berada di lingkar industri dan pertambangan, serta banyak pekerja yang menjadi korban,” terang Wandi.

Menyikapi kejadian ini, Walhi meminta kepada pemerintah, termasuk Kementerian Ketenagakerjaan (KEMENAKER) dan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Tengah, untuk melakukan audit independen terhadap sistem SMK3 perusahaan dan menutup sementara kegiatan produksi PT ITSS. Audit tersebut diharapkan melibatkan semua pihak terkait dan serikat buruh.

“Audit dilakukan secara indepent dan melibatkan semua pihak serta serikat-serikat buruh,” ujarnya.

Menurut Wandi, PT ITSS merupakan anak perusahaan dari Tsighan Grup, investor asal Tiongkok, yang memiliki saham mayoritas di IMIP dan juga berinvestasi di Singapura, India, dan Amerika Serikat serta mengelola 15 anak perusahaan. SR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *