potretcelebes.com, Palu – Ribuan mahasiswa yang menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami kericuhan Jumat (23/8/24) sore. Aksi ini merupakan bagian dari gerakan ‘peringatan darurat Indonesia’ yang viral di media sosial, menyusul revisi DPR terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada.
Sekitar pukul 15.42 WITA, massa berusaha memasuki gedung untuk beraudiensi dengan para wakil rakyat dan menolak hanya perwakilan yang diizinkan masuk. Ketegangan memuncak saat pelemparan batu dan botol di depan pagar gedung. Petugas keamanan dikerahkan untuk mengendalikan situasi.
Polisi menanggapi dengan menembakkan water cannon dan gas air mata serta menggunakan anjing pelacak untuk memukul mundur massa.
Petugas beratribut lengkap dan kendaraan taktis membubarkan aksi, memaksa massa meninggalkan lokasi.
Baca Juga: Ribuan Mahasiswa di Palu Gelar Demonstrasi Besar-Besaran Tuntut DPR Patuhi Putusan MK
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Untad, Sagaf, melaporkan ada tiga mahasiswa jadi korban dalam aksi tersebut. “Satu orang masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Palu,” ungkapnya ketika dihubungi Jumat malam.
Ia menyebutkan mahasiswa yang masih dirawat di ICU merupakan mahasiswa baru dari Fakultas Kehutanan Untad. sementara dua mahasiswa lainnya memilih untuk pulang setelah perawatan.
Mahasiswa yang sedang dirawat tersebut kini sudah sadar dan menerima perawatan intensif di rumah sakit setelah sebelumnya dilarikan ke RS Bhayangkara dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Sagaf memastikan bahwa pihak universitas telah meminta rumah sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi mahasiswa yang terluka.
“Saya juga sudah berkomunikasi dengan korban dan meminta pihak rumah sakit untuk memberikan perawatan maksimal,” tegasnya.
Diketahui ketiga mahasiswa tersebut bernama, Ayub dari Fakultas Kehutanan, Rafi Akbar dan Thoriq dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) Untad.