BeritaPolHuKam

PMII Touna dan Tolitoli Kecam Keras Dugaan Penghinaan terhadap Guru Tua

165
×

PMII Touna dan Tolitoli Kecam Keras Dugaan Penghinaan terhadap Guru Tua

Sebarkan artikel ini
Foto: Google

POTRETCELEBES, Sulteng – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kabupaten Tojo Una-Una (Touna) dan Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah (Sulteng), mengecam keras pernyataan tidak bermoral yang dilontarkan oleh Muhammad Fuad Riyadi (Gus Fuad), yang diduga menghina Guru Tua, pendiri Alkhairaat, dalam sebuah video yang beredar di media sosial.

Pernyataan tersebut dinilai tidak hanya mencederai kehormatan seorang ulama besar, tetapi juga melukai hati para santri, alumni, dan seluruh keluarga besar Alkhairaat yang sangat menghormati jasa dan perjuangan Guru Tua dalam dunia pendidikan dan keislaman.

Ketua PC PMII Kabupaten Tojo Una-Una, Sulhan S. Marzuki, menegaskan bahwa sebagai seorang pimpinan pondok pesantren, tidak seharusnya Gus Fuad melontarkan ujaran penghinaan terhadap ulama besar seperti Guru Tua.

“Menghina seorang ulama besar dengan kata-kata kasar menunjukkan kebodohan dan ketidakmampuan menghargai jasa para pendiri bangsa. Guru Tua adalah tokoh yang telah mengabdikan hidupnya untuk pendidikan Islam dan pembangunan peradaban,” tegas Sulhan.

Senada dengan itu, Ketua Cabang PMII Kabupaten Buol, Santi, juga menyesalkan dugaan penghinaan terhadap ulama besar asal Sulawesi Tengah, Habib Idrus bin Salim Al Jufrie, yang lebih dikenal dengan sebutan Guru Tua. Ia mengatakan, dugaan penghinaan tersebut, yang dilakukan dalam sebuah video yang beredar di media sosial, mencederai martabat seorang ulama besar.

“Kami sangat menyesalkan kejadian ini, apalagi terjadi di bulan suci Ramadan, di mana seharusnya kita memperbanyak kebaikan dan menebarkan kedamaian, menciptakan kesejukan,” ujar Santi.

Guru Tua, yang dikenal sebagai pendiri lembaga pendidikan Islam Alkhairaat, telah memberikan kontribusi besar dalam dunia pendidikan Islam, khususnya di Sulawesi Tengah dan Indonesia Timur. Alkhairaat sendiri hingga kini terus berperan dalam mencetak generasi yang menguasai ilmu agama dan berakhlaqul karimah.

Santi mengimbau agar umat Islam, khususnya jemaah dan santri Alkhairaat, tetap tenang dan menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak berwenang. “Kami mengajak jemaah dan santri Alkhairaat untuk tetap menjaga ketenangan dan tidak melakukan tindakan anarkis. Percayakan sepenuhnya kepada aparat hukum,” tambahnya.

Meski demikian, PMII juga menyampaikan kekecewaannya atas penghinaan terhadap seorang ulama besar yang telah berkontribusi bagi bangsa ini. Santi berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

PMII juga menuntut agar aparat penegak hukum, khususnya Kapolda Sulawesi Tengah, segera mendesak Mabes Polri untuk mengusut tuntas dugaan penghinaan terhadap Guru Tua. Jika tuntutan tersebut tidak segera dipenuhi dan pelaku tidak mendapatkan hukuman sesuai regulasi yang berlaku, PMII menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam hingga keadilan ditegakkan.

“Kami berharap agar proses hukum berjalan dengan adil dan segera menemukan titik terang. Kami akan terus mengawal kasus ini hingga pelaku mendapat hukuman yang setimpal,” tutup Santi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *