POTRETCELEBES, Buol – Warga di Lingkungan 3, Kelurahan Kumaligon, Kecamatan Biau, Kabupaten Buol, dikejutkan dengan fenomena tak biasa, air tanah di wilayah mereka mendadak berubah warna menjadi merah. Kejadian ini sontak menimbulkan kekhawatiran dan menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.
Menanggapi laporan warga, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buol langsung bergerak cepat dengan menerjunkan tim teknis lingkungan untuk melakukan investigasi awal.
Kepala DLH Kabupaten Buol, Sunarjo S. Raukang, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengambil sampel air dari lokasi temuan untuk diuji lebih lanjut di laboratorium.
“Berdasarkan pemantauan sementara, perubahan warna ini diduga berasal dari senyawa organik terlarut secara alami, seperti pelapukan pepohonan atau batuan. Namun, kami juga tidak menutup kemungkinan adanya kontaminasi akibat aktivitas manusia,” ujar Sunarjo dalam keterangannya yang dikutip dari media sosial Diskominfo Kabupaten Buol, Selasa (16/4/2025).
DLH memastikan saat ini proses uji laboratorium tengah berlangsung untuk mengetahui parameter kualitas air secara menyeluruh, termasuk kemungkinan kandungan logam berat. Sunarjo mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.
“Kami meminta masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan kejadian serupa di lokasi lain, baik ke kelurahan maupun langsung ke DLH,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Laboratorium Lingkungan Kabupaten Buol, Mimi Mariani, menyebutkan bahwa hasil uji sementara belum dapat memastikan apakah air berwarna merah tersebut merupakan bentuk pencemaran.
“Kami masih menelusuri sumber asalnya. Secara geologis, wilayah tersebut memang memiliki kandungan logam tinggi yang bisa menyebabkan fenomena serupa secara alami. Namun, kami juga mengevaluasi kemungkinan kontribusi dari limbah industri atau penggunaan bahan kimia di sekitar lokasi,” jelasnya.
Menurut Mimi, pemantauan lanjutan akan difokuskan pada pengujian parameter logam seperti mangan (Mn), logam berat lainnya, serta senyawa organik. Hasil akhir dari pengujian tersebut nantinya akan diserahkan kepada DLH sebagai dasar untuk menentukan langkah penanganan selanjutnya.
Hingga kini, warga diminta untuk tetap waspada namun tidak panik, sembari menunggu hasil resmi dari laboratorium.