potretcelebes.com, Palu – Dr. Alamsyah, Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) Universitas Tadulako (Untad), memberikan tanggapan serius mengenai kasus penembakan yang dialami oleh bakal calon Bupati Tolitoli, Muchtar Deluma di kediamannya.
Dalam wawancaranya dengan potretcelebes.com, Selasa (10/09/24), Dr. Alamsyah menyebutkan bahwa kejadian ini merupakan ancaman serius terhadap demokrasi.
“Politik itu selalu dinamis, namun dalam proses pilkada seperti ini, apa yang dialami Muchtar Deluma adalah ancaman serius terhadap demokrasi,” ujar Dr. Alamsyah.
Ia menekankan bahwa insiden tersebut membahayakan tidak hanya bagi Muchtar Deluma tetapi juga bagi demokrasi sebagai sebuah sistem, di mana setiap individu seharusnya merasa aman dalam beraktivitas, baik sebagai calon bupati, penyelenggara, maupun masyarakat umum.
Alamsyah menilai bahwa aparat keamanan perlu melakukan penyelidikan mendalam terhadap kasus ini. “Negara demokrasi selalu menjauhi hal-hal di luar koridor hukum. Apa yang terjadi pada Muchtar Deluma harus diusut secara serius karena berkaitan dengan berbagai tahapan penyelenggaraan pilkada,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa peristiwa tersebut berpotensi membahayakan kebebasan individu, terutama menjelang Pilkada. “Tolitoli saat ini masuk dalam indeks kerawanan pilkada karena kompetisi yang ketat dengan empat kandidat,” ujarnya.
Alamsyah menganggap penembakan ini menciptakan stigma buruk dalam demokrasi.
Meskipun begitu, Dr. Alamsyah yakin bahwa penembakan ini tidak berasal dari pesaing Muchtar Deluma. “Pesaing politik umumnya akan memilih strategi yang sah dan tidak melanggar hukum,” jelasnya. Ia juga menekankan pentingnya pihak kepolisian untuk segera membuktikan motif pelaku dan menentukan apakah tindakan ini disengaja atau ada unsur lain.
“Penegakan hukum yang cepat dan transparan sangat penting untuk menghindari keresahan masyarakat dan gangguan psikologis pada kandidat yang bertarung,” pungkasnya.
Penulis: Fitriani Kamal
Editor: Admin